Minggu, 31 Juli 2011

Bahaya, Warga Dilarang Dekati Gunung Gamalama

Status Gunung Gamalama meningkat jadi waspada sejak beberapa hari lalu. Gunung yang terletak di Ternate, Maluku Utara ini menunjukkan peningkatan aktivitas kegempaan.

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan perkembangan aktivitas gunung ini terus dipantau. Berdasarkan pantauan visual pada 25 Juli 2011 pukul 16.30 Wit hingga pukul 19.00 Wit, tampak asap kelabu tebal bergumpal keluar dari mulut kawah dengan ketinggian mencapai 300 meter.

Kemudian, pada tanggal 26 Juli 2011 kembali keluar asap kelabu tebal dengan ketinggian 150 meter dari puncak. "Tidak tercium gas belerang," kata Sutopo di Jakarta, Senin 1 Agustus 2011.

Sutopo menambahkan, gempa vulkanik dalam rata-rata terjadi satu kali sehari. Sedangkan gempa vulkanik dangkal terjadi dua kali sehari.

Selain itu, juga terjadi gempa hembusan asap antara lima hingga tujuh kali sehari, sementara gempa low frekwensi satu hingga dua kali sehari.

Pada 26 Juli 2011, dari pukul 03.00 Wit hingga 08.00 Wit terjadi gempa tremor secara terus menerus dengan amplituda 0.5 mm hingga 2 mm. Dari data kegempaan dan visual, Gunung Gamalama tidak menunjukan peningkatan kegiatan yang signifikan dan belum perlu peningkatan status.

Namun, pemantauan terus dilakukan terhadap aktivitas gunung ini. Masyarakat pun dilarang beraktivitas di dekat gunung. "Dalam status waspada, agar masyarakat tidak mendekati dalam radius 2 km dari puncak Gunung Gamalama sebagai pusat aktivitas," kata Sutopo.

Erupsi Gunung Gamalama sendiri bersifat magmatik yang  terjadi melalui kawah utama. Periode letusan antara satu hingga 50 tahun. Erupsi terakhir Juli hingga Agustus 2003. (ren)